SotardugaNews.id – Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar ][ Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh dalam merespon Ancaman LGBT yang semakin serius di Sumatera Barat laksanakan kegiatan diskusi khusus, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Payakumbuh Bapak H.Yendri Bodra, S.H. Dt. Parmato Alam di hadirkan sebagai pembicara dalam diskusi tersebut.
Kegiatan diskusi di gelar pada acara Konsolidasi Aliansi BEM Se-Sumbar Ke-III yang di laksanakan di Ruang Sidang 3 kampus Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh pada Sabtu (26/05/2025) dan dihadiri oleh delegasi dari berbagai kampus di Sumbar.
Kegiatan diskusi tersebut berlangsung hangat dengan di awali penyampaian materi oleh Ketua LKAAM serta disusul dengan tanya jawab dari para peserta diskusi, berbagai pikiran-pikiran kritis di sampaikan, serta kekhawatiran dari berbagai delegasi terhadap keseriusan Ancaman LGBT ini di Sumatera Barat, peserta diskusi menyayangkan akan tindakan Pemprov dan Pemkab/Pemkot yang belum memberikan Atensi khusus terhadap permasalahan LGBT ini.
M Hanif Hasibuan selaku Presiden Mahasiswa PPNP menyampaikan “Kegiatan diskusi ini kita laksanakan sebagai bentuk keseriusan kita dalam menyoroti permasalahan LGBT di Sumatra Barat yang menempati posisi ke-5 terbesar persoalan LGBT di Indonesia, saat diskusi berlangsung dibicarakan tantangan-tantangan yang dihadapi dalam menyelesaikan permasalah LGBT di Sumbar serta opsi-opsi solusi yang dapat di hadirkan”.
Mahasiswa sepakat bahwa dengan penguatan konsep dalam penerapan Falsafah Minang Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah menjadi instrumen yang kuat dalam pencegahan LGBT di Sumatera Barat.
“Kita mendorong pemerintah Kabupaten/Kota untuk melahirkan program pencegahan LGBT ini mulai dari berbasis nagari, karena kita menilai nagari merupakan lini terbawah dalam penerapan kebijakan yang langsung bersinggungan dengan masyarakat, hukum adat setingakat nagari dapat mengatur secara tegas terhadap perilaku LGBT yang terjadi di nagari tersebut” ucap hanif sapaan akrabnya.
Hanif menutup penyampaiannya kepada awak media dengan menyerukan himbauan kepada seluruh masyarakat Sumatera Barat untuk bersama-sama mengupayakan pencegahan terhadap LGBT yang terjadi di Sumatra Barat, “karena LGBT bukan hanya urusan pemerintah, bukan juga hanya urusan mahasiswa, akan tetapi urusan kita bersama selaku masyarakat Sumatera Barat, untuk itu mari kita usahakan pencegahan LGBT ini melalui peran kita masing-masing demi masa depan Sumatera Barat lebih baik” tutupnya.
#No Viral No Justice